Senin, 13 Juni 2022, Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar di lingkungan SMAN 1 Bonjol menghadirkan pemateri dari lingkungan Pengawas di Kabupaten Pasaman yaitu Dr. Mhd. Anshar, S.Pd., M.Pd. dan dihadiri oleh Pengawas Manajerial Drs. Akhriyul Ahda, M.Pd. Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar dibuka oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Bonjol Mardanis Darasan, S.Pd. serta di ikuti oleh seluruh majelis guru. Peserta sosialisasi kurikulum merdeka belajar diikuti dengan seksama oleh seluruh peserta. Kepala Sekolah berharap, semoga dengan mengikuti sosialisasi kurikulum merdeka belajar ini peserta dapat memahami dan mengaplikasikan dengan baik.
Dalam sambutannya, Mardanis Darasan, S.Pd. menyampaikan bahwa Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada peserta didik. Mardanis Darasan, S.Pd. dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. “Peran guru sebagai seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi bakat setiap peserta didiknya supaya dapat memberikan pengarahan dan mengembangkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga mendidik anak merupakan hal yang menarik dan unik“, ujarnya disaat penyambutan Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar.
Selanjutnya, Dr. Mhd. Anshar, S.Pd., M.Pd. menyampaikan, merdeka belajar merupakan terobosan pertama yang dinilai paling esensial karena berhubungan langsung dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu Asesmen Nasional, Kurikulum Merdeka, Rapor Pendidikan. Selain itu, bantuan pembiayaan pendidikan seperti dana BOS juga turut menjadi perhatian. “Dengan terobosan tersebut, pembelajaran di sekolah sekarang lebih terfokus pada hal-hal yang esensial, yaitu kemampuan literasi, numerasi dan penguatan karakter, sehingga jauh lebih relevan,” ujar Dr. Mhd. Anshar, S.Pd., M.Pd. Beliau juga menjelaskan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka merupakan sebuah tawaran atau opsi. Jadi tidak memaksakan sama sekali kepada sekolah untuk menerapkannya. Namun, ia berharap para pendidik dan kepala sekolah melihat kurikulum ini dari keluasan manfaatnya untuk pemulihan pembelajaran. “Kami percaya, gurulah yang paling mengerti kebutuhan dan potensi anak didiknya”. Oleh karena itu, “berikan keleluasaan yang jauh lebih besar kepada mereka untuk mengembangkan pembelajaran dengan mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang jauh lebih memerdekakan, menyenangkan, mendalam, dan relevan untuk para pelajar,” ungkap Dr. Mhd. Anshar, S.Pd., M.Pd.
Copyright © 2024 – TIM IT.
All Rights Reserved. Made with ❤ by sman1bonjol